Senin, 21 Januari 2013

Buku Amal Komunitas Pena Indonesia (KOMPENI)

Program SEDEKAHPRENEUR
Paket Lengkap 3 Judul Buku RP 50.000,00 (termasuk sedekah, belum ongkos kitim)

BERMINAT???
SMS: KOMPENI<spasi>JUDUL<spasi>JUMLAH<spasi>NAMA<spasi>ALAMAT kirim ke 085726178300
a.n. Lines Ryan Fitriyana (Divisi Administrasi Keuangan KOMPENI)
BBM: PIN 29D91A85 a.n. Lines Ryan Fitriyana

Judul: Flashmologi Kehidupan: Aku dan Mimpi-mimpiku
Penulis: Mahasiswa IPA Angkatan 2011 terpilih
Tebal: vii + 110 halaman
Penerbit: Miftakhul Jannah Publisher Bantul
Harga: Rp 20.000,00 (termasuk sedekah, belum ongkos kirim)




Judul: Flashmologi Kehidupan: Kisahku Mengispirasi
Penulis: Mahasiswa IPA Angkatan 2012 terpilih
Tebal: vii + 60 halaman
Penerbit: Miftakhul Jannah Publisher Bantul
Harga: Rp 18.000,00 (termasuk sedekah, belum ongkos kirim)





Judul: Cerita Anak Bumi dalam Dekapan langit
Penulis: Tim KOMPENI
Tebal: vii + 74 halaman
Penerbit: Miftakhul Jannah Publisher Bantul
Harga: Rp 18.000,00 (termasuk sedekah, belum ongkos kirim)




Sabtu, 05 Januari 2013

KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME

Kelangsungan hidup organisme didukung atau dipengaruhi oleh 3 peristiwa yaitu adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan. Adaptasi merupakan penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan. Seleksi alam merupakan kemampuan alam untuk menyeleksi organisme yang ada di dalamnya. Dengan beradaptasi makhluk hidup yang mampu bertahan akan berlangsung hidupnya, sedangkan yang tidak mampu bertahan akan punah, dalam peristiwa inilah alam akan berperan sebagai penyeleksi. Sedangkan perkembangbiakan untuk melestarikan jenisnya sehingga kelangsungan hidupnya akan tetap berlangsung.

A. ADAPTASI
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Macam-macam Adaptasi
Ada banyak bentuk adaptif tubuh makhluk hidup supaya dapat bertahan hidup, bentuk adaptif ini dapat berupa struktur tubuh, warna tubuh, fungsi alat tubuh dan lain-lain, yang semuanya bertujuan untuk membantu bertahan hidup. Walaupun ada banyak cara makhluk hidup untuk beradaptasi tetapi secara garis besar adaptasi dibedakan menjadi 3 yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku.
Adalah penyesuaian diri bentuk tubuh atau alat-alat tubuh sehingga sesuai dengan lingkungannya. Adaptasi morfologi ini mudah kita amati pada hewan ataupun pada tumbuhan.

Macam-macam adaptasi morfologi pada tumbuhan:
Tumbuhan ada yang hidup di darat, di air, di daerah kering dan daerah lembap, karena tempat hidup yang berbeda-beda inilah maka tumbuhan mempunyai ciri- ciri tertentu dalam rangka menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidupnya. Berikut macam-macam cara adaptasi tumbuhan:
a.  Adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah kering (xerofit)
  • Daunnya tebal, sempit,kadang-kadang berubah bentuk menjadi bentuk duri, sisik atau bahkan tidak mempunyai daun, dengan demikian maka penguapan melalui daun menjadi sangat sedikit.
  • Seluruh permukaan tubuhnya termasuk bagian daun tertutup oleh lapisan kutikula atau lapisan lilin yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang terlalu besar.
  • Batangnya tebal mempunyai jaringan spons untuk menyimpan air.
  • Akar panjang sehingga mempunyai jangkauan yang luas.

b.  Adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah lembap (higrofit)
  • Mempunyai daun yang tipis dan lebar.
  • Permukaan daun mempunyai banyak mulut daun atau stomata  sehingga dapat mempercepat proses penguapan.Contoh tumbuhan higrofit: Tumbuhan Keladi

c.  Adaptasi tumbuhan yang hidup di air (hidrofit)
Tumbuhan air yang terapung di atas air mempunyai rongga antar sel yang berisi udara untuk memudahkan mengapung di air, daun lebar dan tangkai daun menggembung berisi udara.
Contoh: enceng gondok, kiambang
Tumbuhan air yang terendam di dalam air, mempunyai dinding sel yang kuat dan tebal untuk mengurangi osmosis ke dalam sel. Contoh : Hydrilla,Vallisneria.
  
Tumbuhan yang sebagian tubuhnya di atas permukaan air dan akarnya tertanam di dasar air, mempunyai rongga udara dalam batang atau tangkai daun sehingga tidak tenggelam dalam air dan daun muncul ke permukaan air. Contoh: teratai, kangkung.

Tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut, mempunyai perakaran yang lebat dan kuat sehingga tidak roboh bila terkena ombak. Contoh: tumbuhan bakau. 

Ø   Macam-macam adaptasi morfologi pada hewan:
a.     Adaptasi morfologi pada bentuk paruh dan kaki pada burung
Bentuk paruh dan kaki pada burung beraneka- ragam disesuaikan dengan jenis makanan dan cara memperoleh makanan tersebut.
Burung pemakan biji mempunyai bentuk paruh berbeda dengan burung pemakan daging atau burung pemakan serangga demikian pula kaki burung elang berbeda dengan kaki bebek karena cara memperoleh makanannya juga berbeda.
1.    Paruh burung elang, bentuknya runcing, agak panjang dengan ujung agak membengkok sesuai dengan jenis makanannya yang berupa daging. Kaki pada burung elang, ukurannya pendek, cakar sangat kuat untuk mencengkeram mangsa atau daging. 
2.    Paruh bebek, pada pangkalnya terdapat bentuk seperti sisir, berguna untuk menyaring makanan dari air dan lumpur dan kaki pada bebek berselaput di antara ruas jarinya untuk berenang dan berjalan di tanah berlumpur.
3.    Paruh burung pipit, bentuknya pendek tebal dan runcing sesuai dengan jenis makanannya yaitu untuk memecah biji-bijian dan tiga kaki ke depan satu ke belakang untuk berjalan dan hinggap.
4.    Paruh burung pelatuk, runcing agak panjang untuk memahat kayu pohon untuk menangkap dan memakan serangga di dalamnya. Kaki burung pelatuk mempunyai dua jari ke depan dan dua jari ke belakang untuk memanjat.
  
 b). Adaptasi morfologi pada mulut serangga
Bentuk mulut serangga bermacam-macam disesuaikan dengan cara mengambil makanannya.
1.        Tipe mulut penggigit, mempunyai rahang atas dan rahang bawah yang kuat untuk menggigit, misalnya: lipas, jengkerik, dan belalang.
2.        Tipe mulut penghisap dan penjilat,memiliki bibir untuk menjilat, misalnya: lebah madu dan lalat.
3.        Tipe mulut penusuk dan penghisap, mempunyai rahang yang runcing dan panjang untuk menusuk dan menghisap, misalnya: nyamuk.
4.    Tipe mulut penghisap, mempunyai alat penghisap seperti belalai yang panjang dan dapat digulung sehingga dapat menghisap madu yang terdapat jauh di dasar bunga, misalnya kupu-kupu.

Adalah cara penyesuaian diri fungsi alat-alat tubuh atau kerja alat-alat tubuh terhadap lingkungannya. Adaptasi ini tidak mudah diamati seperti pada adaptasi morfologi, karena menyangkut fungsi alat- alat tubuh dan proses kimia yang terjadi di dalam tubuh.
Macam-macam adaptasi fisiologi:
a.   Hewan ruminantia, misalnya sapi, kambing, kerbau. Makanan hewan tersebut adalah rumput- rumputan, di dalam saluran pencernaannya terdapat enzim selulase, enzim ini berfungsi untuk mencerna selulose yang menyusun dinding sel tumbuhan, dengan enzim selulase maka makanan menjadi lebih mudah dicerna.
b.   Teredo navalis, adalah mollusca yang biasa hidup pada kayu galangan kapal, kayu tiang-tiang pelabuhan. Mollusca ini dapat merusak kayu karena makanannya berupa kayu. Di dalam saluran pencernaan Teredo terdapat enzim selulase untuk membantu menguraikan selulose yang ada pada kayu yang menjadi makanannya.
c.        Manusia yang biasa hidup di dataran rendah
      Daerah pantai dan dataran rendah mempunyai kadar oksigen lebih tinggi dari pada dataran tinggi. Bila manusia harus berpindah ke dataran tinggi yang mempunyai kadar oksigen rendah. Bagaimana cara beradaptasi agar tetap bertahan? Oksigen diperlukan tubuh untuk oksidasi makanan, di dalam tubuh oksigen diikat oleh hemoglobin yang ada di dalam sel darah merah (eritrosit), maka orang yang berpindah dari dataran rendah ke dataran tinggi harus mampu menyesuaikan  diri  dengan memproduksi hemoglobin atau eritrosit yang jumlahnya lebih banyak agar tetap dapat bertahan hidup.
d.      Ikan yang hidup di air laut, yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari tekanan osmosis air laut. Agar ikan tidak mati kekeringan karena air di dalam sel tubuh ikan akan tertarik oleh air laut maka ikan yang hidup di air laut banyak minum dan sedikit mengeluarkan urine, dan urine yang dikeluarkan pun pekat. Sedangkan  kelebihan garam yang turut terminum akan dikeluarkan lagi ke dalam air laut melalui insang secara aktif.
e.     Ikan yang hidup di air tawar, mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi dari tekanan osmosis  air  tawa r,  keadaan  demikian menyebabkan air akan masuk  secara osmosis ke dalam tubuh ikan. Supaya ikan tidak kelebihan air atau kembung maka cara adaptasi dengan sedikit minum air dan banyak mengeluarkan urine dan menggunakan insangnya secara aktif untuk mengikat garam yang terlarut dalam air.
Adalah cara penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya dalam bentuk tingkah laku.
Macam-macam adaptasi tingkah laku pada hewan:
a.    Cicak melakukan ototomi yaitu memutuskan ekornya untuk mengelabuhi musuhnya.
b.    Mamalia yang hidup di air laut, misalnya lumba- lumba dan paus sering muncul ke permukaan air untuk mengambil oksigen di udara, karena alat pernapasannya berupa paru-paru yang tidak dapat mengikat oksigen yang terlarut dalam air.
c.    Pada musim dingin banyak hewan berdarah panas membutuhkan energi tambahan untuk menjaga suhu tubuhnya, tetapi makanan sangat langka untuk dapat bertahan hidup maka beberapa hewan misalnya tikus, landak, beruang hitam dan lain-lain melakukan hibernasi , yaitu tidur panjang pada musim dingin.
   Demikian pula untuk hewan yang hidup di daerah gurun yang sangat panas pada musim kemarau mempunyai perilaku tertentu yaitu melakukan estivasi yaitu tidur panjang pada musim kemarau supaya dapat bertahan hidup di daerah gurun. Misalnya: kadal, katak, keong, dan lain-lain.
d.   Rayap merupakan hewan yang menghancurkan kayu. Bagaimana caranya rayap menghancurkan kayu? Di dalam usus rayap terdapat hewan Protozoa, yaitu Flagellata yang menghasilkan enzim selulase yang dapat membantu rayap mencerna kayu. Secara periodik kulit rayap akan mengelupas, pada saat mengelupas, usus bagian belakang yang ada Flagellatanya ikut terkelupas. Untuk mendapatkan Flagellatanya kembali maka rayap memakan kembali kulitnya yang mengelupas.


Di depan telah diterangkan bahwa habitat suatu organisme dapat mengalami perubahan dan perubahan tersebut mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya, dimana organisme yang hidup di dalamnya harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pada umumnya untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru itu memerlukan perjuangan, dan hanya makhluk hidup yang paling sesuai dengan lingkungannya yang dapat bertahan hidup dan berkembangbiak untuk meneruskan keturunannya.
Jadi di sini alam akan menyeleksi terhadap semua makhluk hidup di dalamnya melalui berbagai faktor, misalnya dengan keterbatasan unsur-unsur yang diperlukan dalam kehidupan, antara lain: makanan, cahaya, air, tempat hidup dan sebagainya. Untuk mendapatkan kebutuhan hidup tersebut umumnya individu-individu harus melalui persaingan, dan hanya individu yang mempunyai sifat sesuai dengan lingkungannya akan lolos dari seleksi dan selanjutnya dapat meneruskan keturunannya (berkembangbiak), sedangkan individu yang tidak mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya akan mengalami kesulitan dan mati  atau harus berpindah mencari tempat yang baru yang lebih sesuai.

Seleksi alam adalah kemampuan alam untuk menyaring terhadap semua organisme yang hidup di dalamnya, dimana hanya organisme yang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang akan selamat, sedangkan yang tidak mampu menyesuaikan diri akan mati atau punah.
Bukti-bukti adanya Seleksi Alam, di antaranya adalah sebagai berikut:
a.    Organisme memproduksi keturunannya lebih banyak daripada yang bertahan hidup.
b.    Ditemukan adanya variasi di antara individu-individu dalam satu jenis.
c.    Beberapa variasi dari anggota populasi berhasil bertahan dan menghasilkan keturunan lebih baik daripada yang lainnya.
d.   Dengan berjalannya waktu, individu-individu anak memiliki variasi yang menguntungkan, akan mendukung pertumbuhan populasi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Seleksi Alam
Faktor-faktor yang mempengaruhi berjalannya seleksi alam diantaranya sebagai
berikut:
  • Perubahan Alam (perubahan iklim, suhu linkungan, bencana alam dan lain sebagainya)
  • Cahaya matahari
  • Ketersediaan makanan
  • Predator (pemangsa)
  • Wabah penyakit
  • Parasit

Hasil Seleksi Alam
Hasil dari seleksi alam ssendiri adalah sebagai berikut:
1.   Punahnya Spesies Tertentu 
Karena adanya seleksi alam maka individu yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akan mati dan akhirnya punah. Berikut beberapa contoh organisme yang hampir punah atau punah karena terseleksi oleh alam, yaitu:
  a.     Burung puyuh liar semakin punah
    Hal ini disebabkan lingkungan hidup burung puyuh di daerah bebatuan dan bidang tanah yang  bergumpal-gumpal semakin langka. Pada lingkungan seperti itulah burung puyuh liar akan lebih sesuai, sehingga sulit ditangkap pemangsanya. Karena lingkungan yang demikian sudah kian langka maka jumlah burung puyuh pun menjadi langka juga.
 b.   Punahnya Dinosaurus kurang lebih 65 juta tahun yang lalu secara bersamaan
      Menurut  pendapat para ahli, kepunahan Dinosaurus disebabkan karena jatuhnya meteorit raksasa ke bumi, yang menghamburkan awan debu sehingga menghalangi masuknya sinar matahari. Tanpa adanya sinar matahari maka tumbuhan akan mati, demikian pula Dinosaurus pemakan tumbuhan yang kemudian diikuti Dinosaurus pemakan daging.
2.    Terbentuknya Spesies Baru
Setiap spesies selalu berusaha beradaptasi dengan lingkungan hidupnya. Adaptasi ini berlangsung sedikit demi sedikit menuju ke arah yang semakin sesuai dengan lingkungan hidupnya dan perubahan yang sedikit demi sedikit ini berlangsung dalam waktu yang sangat lama dan diturunkan dari generasi ke generasi, sehingga tidak mustahil kalau akhirnya dijumpai spesies yang menyimpang dari spesies nenek moyangnya. Dengan demikian adanya seleksi alam dan adaptasi menyebabkan terjadinya perubahan jenis makhluk hidup dari generasi ke generasi. Jika proses tersebut berlangsung dalam waktu yang lama, maka perubahan tersebut dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru. Peristiwa ini disebut evolusi. Evolusi adalah suatu proses perubahan makhluk hidup yang terjadi secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang sangat lama sehingga menimbulkan spesies baru.

Tokoh evolusi yang sangat terkenal adalah Charles Robert Darwin, Ia berpendapat bahwa:
1.      Spesies yang hidup sekarang, berasal dari species yang hidup dimasa silam.
2.      Evolusi terjadi karena seleksi alam.
Pendapat ini didukung pengamatannya macam-macam burung Finch yang hidup di kepulauan Galapagos. Darwin menemukan kurang lebih 13 spesies burung Finch yang hubungan kekerabatannya sangat dekat, perbedaan yang paling menyolok di antara spesies-spesies itu adalah pada paruhnya, yang diadaptasi untuk jenis makanan tertentu. Burung- burung ini mempunyai paruh yang bentuk dan ukurannya berbeda-beda,tampaknya burung- burung ini ada hubungannya dengan burung di Amerika Selatan. Menurut Darwin, bahwa nenek moyang burung Finch di kepulauan Galapagos berasal dari Amerika Selatan. Oleh karena suatu hal burung-burung Finch harus berpindah ke kepulauan Galapagos. Di kepulauan Galapagos burung Finch tersebut berpencar dalam berbagai lingkungan yang berbeda- beda akibatnya burung-burung tersebut harus menyesuaikan diri terhadap lingkungannya masing- masing, adaptasi ini terjadi turun temurun dan akhirnya dihasilkan variasi burung Finch yang banyak.
a.       Burung finch darat besar (Geospiza magnirostris) memiliki paruh besar yang diadaptasikan untuk memecah biji-bijian.
b.      Burung finch pohon yang berukuran kecil (Camarhynus parvulus) menggunakan paruhnya untuk memakan serangga.
c.       Burung Finch pelatuk (Camarhynus pallidus) menggunakan daun kaktus/ranting kecil sebagai alat untuk menyelidiki kehadiran rayap dan serangga pelubang kayu lainnya.
Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya akan tumbuh dan berkembangbiak. Jadi sebelum organisme tersebut mati, ia akan berusaha menghasilkan keturunan sehingga dapat melestarikan jenis organisme tersebut. Kemampuan berkembangbiak   setiap organisme tidaklah sama, ada organisme yang dapat berkembangbiak dengan cepat ada pula yang lambat.
Macam-macam Cara Perkembangbiakan
Perkembangbiakan dibedakan menjadi dua yaitu perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan vegatatif. Untuk mengetahui perbedaan kedua perkembangbiakan perhatikan bagan di bawah ini.
Dari bagan di atas maka ciri perkembangbiakan generatif adalah didahului oleh peristiwa, yaitu peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina (sel telur). Sifat anak yang dihasilkan bervariasi yaitu gabungan dari kedua induknya.
Beberapa macam cara perkembangbiakan generatif antara lain:
a.       Perkembangbiakan dengan biji pada tumbuhan
b.      Perkembangbiakan dengan bertelur atau ovipar, contohnya pada ayam.
c.       Perkembangbiakan dengan beranak atau vivipar
d.      Perkembangbiakan dengan menghasilkan telur yang sudah   berkembang di dalam tubuh induknya (ovovivipar). 
Perkembangbiakan vegetatif mempunyai ciri sebagai berikut.
  • Memerlukan satu induk.
  • Tidak perlu sel kelamin.
  • Tidak didahului fertilisasi.
  • Anak berasal dari bagian tubuh induknya.
  •  Menghasilkan organisme yang sifatnya sama dengan induknya.

Beberapa macam cara perkembangbiakan vegetatif adalah:
  • Membelah diri
  • Membentuk tunas
  • Umbi batang, umbi lapis
  • Rhizoma, dan lain-lain

Pada beberapa organisme dapat berkembangbiak baik secara generatif maupun vegetatif sekaligus, misalnya: Paramaecium dan beberapa hewan Coelenterata yaitu Hydra, ubur-ubur dan lain-lain.
Tingkat Reproduksi
Adalah kemampuan organisme untuk menghasilkan keturunan. Tingkat reproduksi dikatakan tinggi bila organisme tersebut dapat menghasilkan keturunan yang jumlahnya banyak dalam waktu singkat. Contoh: hewan Protozoa, serangga, bakteri, dan lain-lain. Sedangkan  organisme yang tingkat reproduksinya rendah bila keturunan yang dihasilkan dalam jumlah sedikit dan dalam waktu yang lama. Contohnya: badak, gajah, banteng, orang utan, bunga Raflesia arnoldi, dan lain-lain.

Penyebab punahnya suatu organisme antara lain:
  •  Tingkat reproduksinya yang rendah
  • Ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, misalnya membakar dan menebang hutan untuk lahan pertanian atau perumahan. Banyak jenis tumbuhan dan hewan kehilangan habitatnya dan kini banyak yang spesiesnya makin langka.
  • Perburuan liar, hampir semua tumbuhan dan hewan menjadi langka karena  perburuan untuk diambil bulu, kulit, tanduk dan lain-lain.

Usaha-usaha pemerintah untuk melindungi hewan langka dari kepunahan antara lain:
a.  Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa untuk membantu pelestarian tumbuhan dan hewan langka di habitat alaminya.
b. Penangkaran hewan-hewan langka, para ahli menangkap hewan dari alam bebas, merawatnya dan mengupayakan agar hewan-hewan tersebut dapat berkembangbiak dalam kandang, kemudian anak-anak mereka dilepas atau ditempatkan di habitat yang lebih cocok.
c.   Membuat undang-undang yang mengatur perburuan.
Contoh hewan yang langka di Indonesia, yaitu: harimau Jawa (Pantera tigris sondaicus), macan kumbang (Pantera pardus), tapir (Tapirus indicus), komodo (Varanus komodoensis), maleo (Macrocephalon maleo), banteng (Bos sondaicus), mandril (Nasalis larvatus), cendrawasih (Paradisea minor), kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), kakatua raja (Probociger aterrimus), buaya muara (Crocodylus porosus) dan ular sanca hijau (Chondrophyton vindis).


PEMAHAMAN INDIVIDU


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Manusia (individu) tidak terpisahkan antara raga dan jiwa atau antara fisik dan psikis ( dimensi psikologis dan religius). Keduanya merupakan  kesatuan utuh yang saling melengkapi satu sama lain.
Keberadaan manusia sebagai makhluk individu dan sosial mengandung pengertian bahwa manusia merupakan makhluk unik, dan merupakan perpaduan antara aspek individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan makhluk sosial sebagai anggota kelompok atau masyarakat. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial akan menampilkan tingkah laku tertentu, akan terjadi peristiwa pengaruh mempengaruhi antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Keunikan dari individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya, baik aspek jasmaniah maupun rohaniah. Individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya. Timbulnya perbedaan individu ini dapat kita kembalikan kepada faktor pembawaan dan lingkungan sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu meskipun dengan lingkungan sama. Dan sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu meskipun pembawaannya sama.
Setiap individu adalah khas atau unik. Artinya, ia memiliki perbedaan dengan yang lainnya. Perbedaan itu bermacam-macam, mulai dari perbedaan fisik, pola berpikir dan cara merespon atau mempelajari hal baru. Dalam hal belajar, tiap-tiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap materi pelajaran. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan dikenal sebagai metode untuk memenuhi tuntutan perbedaan individu.
Di sekolah seringkali tampak masalah perbedaan individu ini, misalnya ada siswa yang sangat cepat dan ada yang lambat belajar, ada yang cerdas, dan ada yang berbakat dalam bidang tertentu, dan sebagainya. Kenyataan ini akan membawa konsekuensi bagi pelayanan pendidikan, khususnya yang menyangkut bahan pelajaran, metode mengajar, alat-alat pelajaran, penilaian, dan pelayanan lain. Di samping itu, perbedaan-perbedaan ini seringkali banyak menimbulkan permasalahan, baik bagi siswa itu sendiri maupun bagi lingkungan. Siswa akan menghadapi kesulitan dalam penyesuaian diri antara keunikan dirinya dengan tuntutan dalam lingkungannya.
Maka, guna menyesuaikan diri terhadap perbedaan masing-masing individu tersebut, diperlukan pemahaman terhadap individu itu sendiri. Oleh sebab itu, penulis menyusun makalah dengan judul Pemahaman Individu.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam pembahasan ini, yaitu:
1.    Apa pengertian pemahaman individu?
2.    Apa pentingnya pemahaman individu dalam bimbingan dan konseling?
3.    Apa tujuan pemahaman individu?
4.    Apa yang perlu dikenal dari sasaran pemahaman individu?
5.    Apa teknik pemahaman individu?

C.  Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, pembahasan ini bertujuan untuk:
1.      Mengetahui pengertian pemahaman individu
2.      Mengetahui pentingnya pemahaman individu dalam bimbingan dan konseling
3.      Mengetahui tujuan pemahaman individu
4.      Mengenal sasaran pemahaman individu
5.      Mengetahui teknik pemahaman individu



BAB II
PEMAHAMAN INDIVIDU

A.  Pengertian Pemahaman Individu
Pemahaman individu merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh konselor berupa pengumpulan data, analisis data, penafsiran hasil analisis, dan penarikan kesimpulan tentang diri individu untuk kepentingan layanan Bimbingan dan Konseling.
Pemahaman individu juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengerti, memahami individu lain. Pemahaman individu oleh Aiken (1997: 454) diartikan sebagai “Appraising the presence or magnitude of one or more personal characteristic. Assessing human behavior and mental processes includes such procedures as observations, interviews, rating scale, check list, inventories, projective techniques, and tests”.
Dari rumusan tersebut bisa diidentifikasi bahwa pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu. Cara yang digunakan meliputi observasi, interview, skala penilaian, daftar cek, inventori, teknik projektif, dan beberapa jenis tes.
Pemahaman atau penilaian tersebut dimaksudkan untuk kepentingan pemberian bantuan bagi pengembangan potensi yang ada padanya (developmental) dan atau penyelesaian masalah-masalah yang dihadapinya (klinis). Aiken (1997: 1) menunjukkan bahwa manusia dalam kenyataannya berbeda-beda dalam kemampuan berpikirnya, karakter kepribadiannya, dan tingkah lakunya. Semuanya itu bisa ditaksir atau diukur dengan bermacam-macam cara.
Dengan demikian pemahaman individu adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengerti dan memahami individu lain. Dalam konteks bimbingan dan konseling, mengerti dan memahami tersebut dilakukan oleh konselor terhadap klien, dan sumber data selain klien yang bisa memberikan keterangan tentang konseling.

B.  Pentingnya Pemahaman Individu dalam Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu, bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer dan Stone (1966: 3) mengemukakan bahwa guidance berasal dari kataguide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer, artinya: menunjukkan, mengarahkan, menentukan, mengatur atau mengemudikan. (Victoria Neufeldt, Ed., 1988: 599)
Definisi Bimbingan Jear Book of Education, 1995 “Suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial”.
Dalam peraturan pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa: ”Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.
Mortensen & Schmuller dalam bukunya Guidance in Today’s School (1964: 3) mendefinisikan bimbingan konseling: “Guidance as that part of the total educational program that helps provide the personal opportunities and specialized staff services by by each individual can develop to the fullest of his abilities and capacities in terms of the democratic ideal”.
Pendapat lain mendefinisikan bimbingan dan konseling sebagai ”Suatu bantuan yang diberikan seseorang (konselor) kepada orang lain (klien) yang bermasalah psikis, sosial dengan harapan klien tersebut dapat memecahkan masalahnya, memahami dirinya, mengarahkan dirinya sesuai dengan kemampuan dan potensinya sehingga mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat”.
Berdasarkan pengertian bimbingan dan konseling di atas, dapat disimpulkan bahwa perlunya pemahaman individu dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut:

1.      Di dalam bimbingan dan konseling, kita tidak mungkin dapat memberikan pertolongan kepada seseorang sebelum kita kenal atau paham dengan orang tersebut.
2.      Salah satu hal yang penting dalam bimbingan dan konseling ialah memahami individu secara keseluruhan baik masalah yang dihadapi maupun latar belakangnya. Dengan demikian individu akan memperoleh bantuan yang tepat dan terarah.

Dengan kata lain perlunya pemahaman individu dalam layanan bimbingan dan konseling adalah agar individu memperoleh bantuan yang sesuai dengan kemampuan dan potensinya agar apa yang diharapkannya dapat tercapai (artinya individu dapat mencapai penyesuaian diri dengan dirinya sendiri, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat).

C.  Tujuan Pemahaman Individu
Tujuan pemahaman individu dalam Bimbingan dan Konseling yaitu agar konselor semakin mampu menerima keadaan klien (individu/siswa) seperti apa adanya, konselor semakin mampu memperlakukan klien sebagaimana mestinya, konselor terhindar dari gangguan komunikasi sehingga proses konseling dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Ada beberapa manfaat pengetahuan dan keterampilan melakukan asesmen, yaitu:
1.      Untuk pengklasifikasian dan penempatan seseorang dalam pendidikan dan pekerjaan
2.      Untuk menyaring pelamar pekerjaan, pendidikan, dan atau program pelatihan
3.      Untuk pemberian bantuan dan pengarahan bagi individu dalam pemilihan pendidikan, pekerjaan, konseling perorangan
4.      Untuk memilih karyawan mana yang perlu dihentikan, dipertahankan, atau dipromosikan melalui program pendidikan atau pelatihan atau tugas khusus
5.      Untuk meramalkan dan menentukan perlakuan (tritmen) psikis, fisik, klinis, dan rumah sakit
6.      Untuk mengevaluasi perubahan kognitif, intrapersonal, dan interpersonal sebagai hasil dari pendidikan, terapi psikologis dan berbagai program intervensi tingkah laku
7.      Untuk mendukung penelitian tentang perubahan tingkah laku dan meng-evaluasi efektifitas suatu program atau teknik yang baru

Bagi konselor, kemampuan asesmen merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki konselor, ia adalah bagian penting dari kegiatan konseling. Dan jika ada konselor yang tidak memiliki kemampuan dalam bidang asesmen bisa berdampak negatif bagi individu yang dibimbing.
Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman individu dalam layanan bimbingan dan konseling bertujuan agar:
1.      Kita semakin mampu menerima keadaan individu (siswa) seperti apa adanya dan sekaligus keberadaan siswa baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya
2.      Kita semakin mampu memperlakukan siswa sebagaimana mestinya dalam arti lain mampu memberikan bantuan seperti yang dikehendaki oleh siswa
3.      Kita terhindar dari gangguan komunikasi, sehingga mampu menciptakan relasi yang semakin baik

Adapun pendapat lain mengatakan bahwa tujuan pemahaman individu dalam layanan bimbingan dan konseling khususnya di sekolah, yaitu:
1.      Agar kita mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik
2.      Pengetahuan tentang perkembangan peserta didik akan membantu kita untuk merespon sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari peserta didik
3.      Pemahaman tentang perkembangan peserta didik akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal

D.  Mengenal Sasaran Pemahaman Individu
Sasaran yang dimaksud dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu atau manusia. Adler memberi tekanan kepada pentingannya sifat khas  (unik) kepribadian, yaitu individualitas, kebulatan serta sifat-sifat pribadi manusia. Menurut Adler  tiap orang adalah suatu konfigurasi motif-motif, sifat-sifat, serta nilai-nilai yang khas; tiap tindak yang dilakukan oleh seseorang membawakan corak khas gaya kehidupan yan bersifat individual.
Dalam upaya mengenali atau memahami sasaran, tidak mungkin bisa mengenalinya sampai seratus persen. Karena individu atau manusia adalah makhluk yang paling dinamis, setiap saat manusia berkembang dan berubah, maka yang perlu dikenal dari setiap sasaran (individu) adalah:
1.      Mengenal pribadinya (hakekat individu dan kebutuhannya).
2.      Mengenal masalah dan perkembangannya.
3.      Mengenal reaksi individu dalam menghadapi masalah.
4.      Mengenal cara individu dalam menghadapi masalah.

E.  Teknik Pemahaman Individu
            Teknik Pemahaman Individu terdiri dari teknik tes dan teknik non tes. Tes dan non tes merupakan salah instrument untuk memahami individu dalam keseluruhan layanan konseling. Masing-masing instrument tersebut memiliki karakteristik dalam penggunaannya. Teknik-teknik tersebut, diantaranya:
1.      Teknik Tes
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, pada umumnya tes yang digunakan untuk memperoleh data klien adalah tes inteligensi, tes bakat, tes kepribadian (minat, kecenderungan kepribadian), dan tes prestasi belajar.
Hasil tes akan mempunyai makna sebagai informasi bagi klien jika tes tersebut dianalisis dan dinterpretasi, dalam arti tidak hanya berhenti pada penyajian sekor yang diperoleh seorang klien. Untuk kepentingan konseling, hasil tes dapat digunakan sebelum konseling, pada saat proses konseling, dan setelah konseling sebagaimana dikatakan oleh Super dan Bordin (dalam Goldman 1971: 23).
Pada tahap sebelum konseling hasil informasi tes digunakan konselor sebagai bahan pertimbangan, yaitu untuk menentukan jenis layanan apakah yang akan diberikan konselor kepada klien, untuk menentukan fokus masalah yang dialami klien, dan sebagai salah satu bahan diagnosis dari proses yang berkesinambungan dan dipadukan dengan hasil analisis yang lain. Misalnya informasi dari teknik non testing : observasi, wawancara, sosiometri, kuesioner, biografi.
Pada tahap proses konseling informasi hasil tes digunakan untuk menafsirkan prognosis dengan memberikan alternatif-alternatif tindakan tentang pendekatan, metode, teknik, dan alat mana yang digunakan dalam upaya membantu pemecahan masalah yang dialami klien. Berdasarkan hasil tes konselor mendapatkan pelengkap data khususnya mengenai sifat-sifat kepribadian klien yang selama ini belum dapat terungkap melalui teknik non tes, sehingga diharapkan hasil informasi tes tersebut dapat membantu kerangka berpikir konselor di dalam merefleksi perasaan klien.
Di samping itu, informasi hasil tes disampaikan kepada klien dengan harapan klien lebih mengenali dirinya sendiri sehingga klien mampu mengembangkan harapan-harapan yang realistis dalam proses konseling. Pada tahap akhir konseling informasi hasil tes digunakan untuk memberikan bantuan dalam membuat keputusan-keputusan dan rencana-rencana untuk masa depan dengan alternatif-alternatif tindakan secara realistis. Selain itu juga merupakan sumbangan yang berarti bagi klien untuk proses perencanaan dan pilihan tindak lanjut, berkaitan tentang dirinya sendiri dalam hubungannya dengan fakta sekarang yang ada.
2.      Teknik Non Tes
Konselor pada umumnya memahami dan terampil menggunakan teknik non tes dalam melakukan pelayanan bimbingan dan konseling. Teknik non tes dimaksud antara lain observasi, kuesioner, wawancara, inventori (DCM, AUM, ITP), dan sosiometri. Konselor sejak kuliah sudah berlatih secara intensif menyusun dan menggunakan teknik non tes untuk memahami individu dalam konteks pelayanan bimbingan dan konseling. Hal tersebut berlanjut sampai mereka bekerja di lapangan. Sementara di sisi lain keterampilan menggunakan teknik tes sangat terbatas karena tes terstandar sudah siap pakai, dan penggunaannya terikat kode etik yang ketat sebagaimana disebutkan dalam Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia (PB ABKIN, 2006).
Suatu jenis tes hanya diberikan oleh konselor yang berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya. Konselor harus selalu memeriksa dirinya apakah mempunyai wewenang yang dimaksud. Adapun aturan-aturan konselor, diantaranya:
1.      Testing dilakukan bila diperlukan data yang lebih luas tentang sifat atau ciri kepribadian subjek untuk kepentingan pelayanan
2.      Konselor wajib memberikan orientasi yang tepat kepada klien dan orang tua mengenai alasan digunakannya tes disamping arti dan kegunaannya
3.      Penggunaan suatu jenis tes wajib mengikuti secara ketat pedoman atau petunjuk yang berlaku bagi tes tersebut
4.      Data hasil testing wajib diintegrasikan dengan informasi lain yang telah diperoleh dari klien sendiri atau dari sumber lain. Dalam hal ini data hasil testing wajib diperlakukan setara dengan data dan informasi lain tentang klien
5.      Hasil testing hanya diberitahukan kepada pihak lain sejauh ada hubungannya dengan usaha bantuan kepada klien

Rambu-rambu tersebut menyebabkan pembelajaran calon konselor berbeda dengan teman-temannya di program studi Psikologi, yang dalam batas tertentu mereka memperoleh mata kuliah konstruksi tes. Namun demikian, karena dalam pembelajaran calon konselor lebih menekankan penguasaan konsep dan praksis teknik non tes, sudah barang tentu konselor semestinya terampil menggunakan teknik non tes.
Keterampilan konselor dalam teknik non tes semisal observasi, kuesioner, wawancara, inventori (DCM, AUM, ITP), sosiometri; diperoleh mulai dari memahami konsepnya, kekhasan tiap metode, menyusun instrumen, melakukan pengumpulan data dengan metode tersebut, menganalisis dan menginterpretasi data, menggunakan hasil praktik teknik non tes untuk pelayanan bimbingan dan konseling.
Aplikasi instrumentasi teknik non tes oleh konselor pada umumnya dilakukan secara terpadu, tidak menggunakan metode tunggal. Karena pada umumnya untuk memahami individu secara utuh: potensinya, masalahnya, dan kemungkinan pengembangan pribadinya tidak dapat diperoleh dari satu metode saja. Misalnya observasi tidak menjangkau data latar belakang keluarga yang lebih tepat diungkap melalui kuesioner, sebaliknya kuesioner tidak bisa mencatat aktivitas klien “secara on the spot” ketika mengikuti kegiatan tertentu di sekolah; wawancara bisa lebih mendalami latar belakang mengapa seorang siswa memilih dan menolak temannya satu kelas dari pada sekedar alasan memilih dan menolak temannya yang tertulis dalam angket sosiometri.


BAB III
SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan di atas, maka penulis menyimpulkan, bahwa:
1.      Pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu.
2.      Pemahaman individu diperlukan dalam bimbingan dan konseling, karena:
a.       Di dalam bimbingan dan konseling, kita tidak mungkin dapat memberikan pertolongan kepada seseorang sebelum kita kenal atau paham dengan orang tersebut.
b.      Salah satu hal yang penting dalam bimbingan dan konseling ialah memahami individu secara keseluruhan baik masalah yang dihadapi maupun latar belakangnya.
3.      Tujuan pemahaman individu, diantaranya:
a.       Kita semakin mampu menerima keadaan individu (siswa) seperti apa adanya dan sekaligus keberadaan siswa baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya.
b.      Kita semakin mampu memperlakukan siswa sebagaimana mestinya dalam arti lain mampu memberikan bantuan seperti yang dikehendaki oleh siswa.
c.       Kita terhindar dari gangguan komunikasi, sehingga mampu menciptakan relasi yang semakin baik.
4.      Hal yang perlu dikenali dalam sasaran pemahaman individu, diantaranya:
a.       Mengenal pribadinya (hakekat individu dan kebutuhannya).
b.      Mengenal masalah dan perkembangannya.
c.       Mengenal reaksi individu dalam menghadapi masalah.
d.      Mengenal cara individu dalam menghadapi masalah.
5.      Teknik pemahaman individu terdiri dari teknik tes dan teknik non tes.



DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                
Aiken. L. R. 1997. Psychological Testing and Assessment (8th edition). Tokyo: Allin and Bacon.
Anas Salahudin. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. “Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 27 tahun 2008 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor.”Tersedia:  http://www.scribd.com/doc/8695600/STANDAR-KUALIFIKASI-AKADEMIK-DAN-KOMPETENSI-KONSELOR [30 Maret 2012, 14.21]
Idad Suhada dan Heri Gunawan. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV. Insan Mandiri.
Imam Mawardi. 2008. “Bimbingan Konseling Islami”.
Rakhmat, J. 1998. Psikologi Komunikasi. Bandung : Rosda Karya.
Sumadi Suryabrata. 2007. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Susilo Rahardjo. 2012. “PEMANFAATAN HASIL TES DAN NONTES UNTUK LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL”. Tersedia: http://susilorahardjo.blogspot.com/ 2012 [30 Maret 2012, 14.49]
Wayan Nurkancana. 1990. Pemahaman Individu. Surabaya: Usahan Nasional.